31 Januari 2009

KRISIS KEPEMUDAAN


A. Siapakah Pemuda
1. Sepanjang sejarah Indonesia, pengertian pemuda berubah dari masa ke masa. Pada masa awal pergerakan nasional, pemuda diartikan kalangan terpelajar, baik para pelajar sekolah menengah, maupun pelajar sekolah tinggi yang mendapat pendidikan Barat, tinggal di kota, dan mengenyam kebudayaan Barat melalui pendidikan. Mereka datang dari kalangan priyayi, menengah dan rendahan. Mereka inilah yang menjadi motor penggerak tumbuhnya pergerakan nasional. Selain bergerak melalui organisasi kepemudaan, para pemuda juga bergerak melalui partai politik. PNI dan PSII, dua partai politik yang monumental dalam sejarah pergerakan nasional, didirikan dan dikelola oleh para pemuda.
2. Melihat ke masa sekarang pengertian pemuda berdasarkan keputusan Menteri P dan K RI No. 0323/V/1978, pemuda adalah orang di luar sekolah maupun perguruan tinggi dengan usia antara 15-30 tahun.
3. Batasan pemuda di setiap negara berbeda-beda tergantung dari kebijakan pemerintahan di negara yang bersangkutan. Di Indonesia, pengertian pemuda adalah penduduk yang berusia antara 15 sampai dengan 35 tahun. Kiprah pemuda bisa kita lihat dari gerakan meraka sejak sebelum momentum kebangkitan nasional (1908) hingga pasca reformasi sekarang ini.
4. Dari definisi ini dapat di interprestasikan bahwa pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda menghadapi masa perubahan sosial maupun kultural.
B. Apa Tantangan Pemuda
1. Tantangan individual selalu berkenaan dengan pengembangan diri pemuda. Tantangan ini akan sangat berkorelasi positif dengan pengenalan diri pemuda yakni menyangkut kapabilitas, pengaktualisasian diri dalam hubungannya dengan eksistensi kelebihan dan kekurangan dirinya. Pengenalan diri tersebut menyangkut tingkat pengetahuan, profesionalisme dan tingkat pengendalian diri untuk mengaktualisasikan dan mengartikulasi potensi yang dimiliki untuk berkembang. Pengaktualisasian potensi diri ini, tidak untuk dirinya sendiri tetapi untuk orang lain, organisasi, bangsa dan negara.
2. Lemahnya konsolidasi organisasi kepemudaan, kualitas ketrampilan dan pendidikan pemuda yang masih rendah.
3. Program pemuda belum dilaksanakan secara terarah, terencana dan sistematis. Masih minimnya perhatian pemerintah terhadap pemuda, dan rendahnya alokasi dana untuk membiayai program kepemudaan serta lemahnya data base kepemudaan.
4. Permasalahan yang tidak kalah penting adalah di era globalisasi yang terjadi di berbagai aspek kehidupan sangat mempengaruhi daya saing pemuda. Sehingga pemuda baik langsung maupun tidak langsung di tuntut untuk mempunyai ketrampilan baik bersifat ketrampilan praktis maupun ketrampilan yang menggunakan teknologi tinggi untuk mampu bersaing dalam menciptakan lapangan kerja atau mengembangkan jenis pekerjaan yang sedang dijalaninya.
5. Problematika dan permasalahan kekinian pemuda yang kerap kali muncul di kalangan pemuda seperti tawuran dan kriminalitas, penyalahgunaan narkoba dan zat adiktif lainnya (NAZA), minuman keras, penyebaran penyakit HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya. 
6. Jumlah penduduk kabupaten Katingan tahun 2006 adalah 133.049 jiwa. Laki-laki berjumlah 69.480 jiwa, dan perempuan 63.569 jiwa.
7. Penduduk Kabupaten Katingan yang berusia antara 15-40 tahun adalah 52.788 jiwa atau 39,68 % dari jumlah penduduk
8. Persentase penduduk yang belum bekerja adalah 3,17 % atau sama dengan 4.218 jiwa.
9. Persentase penduduk bekerja berusia lebih dari 18 tahun adalah 0,28 %
10. Terbatasnya kesempatan kerja yang tersedia, dan tidak sesuainya kesempatan kerja dengan klasifikasi tenaga kerja yang ada.

C. Bagaimana Solusinya
1. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dengan mengembangkan lembaga pendidikan yang ada.
2. Memperbanyak lembaga pelatihan dan pusat kursus dalam rangka meningkatkan ketrampilan pemuda.
3. Perlu ada usaha pemerintah yang jelas dan konkrit dalam rangka mengembangkan potensi pemuda.
4. Meningkatkan dan mengembangkan organisasi kemasyarakatan pemuda dalam rangka membina dan mempersiapkan pemuda agar mampu bersaing baik di tingkat lokal, regional, maupun nasional.
5. Menumbuh-kembangkan usaha-usaha produktiv pemuda baik dalam bentuk bantuan permodalan, peralatan usaha, dan ketrampilan pengelolaan usaha.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar